![]() |
KAI Commuter hentikan pembelian KRL bekas dan beralih ke kereta baru buatan dalam negeri dan luar negeri mulai 2023–2027. (Dok.KAI) |
Dalam momen perayaan satu abad operasional kereta listrik di Indonesia, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) menegaskan langkah besar: tidak lagi membeli kereta bekas. Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menyatakan bahwa seluruh investasi ke depan difokuskan pada pengadaan kereta baru, baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.
"Mulai 2023 hingga 2027, kami telah merencanakan investasi untuk kereta-kereta baru. Tidak ada lagi pembelian kereta non-baru," ujar Asdo saat konferensi pers di Stasiun Jakarta Kota pada Selasa (22/4).
Dalam kesempatan tersebut, KAI Commuter memperkenalkan dua rangkaian kereta baru. Salah satunya merupakan produksi perusahaan asal Tiongkok, CCRC Qingdao Sifang, dengan total pesanan sebanyak sebelas rangkaian. Beberapa unit tengah menjalani pengujian dinamis oleh Kementerian Perhubungan.
Tak hanya itu, KAI Commuter juga menggandeng PT Industri Kereta Api (INKA) untuk memproduksi 24 rangkaian kereta, masing-masing terdiri dari 12 gerbong. Ini menjadi langkah nyata dalam mendorong industri kereta api nasional.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, menyebutkan bahwa Indonesia selama ini sangat bergantung pada hibah kereta dari Jepang. Namun, kini momentum bersejarah tengah terjadi.
"Ini tonggak penting. Di usia 100 tahun KRL, kita mulai gunakan kereta karya anak bangsa. INKA harus memastikan kualitas dan kenyamanannya setara produk internasional," kata Risal.
Perayaan 100 tahun KRL juga dimeriahkan dengan parade kereta legendaris dari berbagai generasi. Kereta ESS 3200 alias "Bon Bon" dari tahun 1925 membuka parade, diikuti oleh Tokyu 8500 atau "Jalita" yang sempat populer pada 2009. Parade ditutup dengan kehadiran kereta terbaru dari CCRC dan INKA, yang menjadi simbol era baru transportasi rel listrik di tanah air.